Skripsi Farmasi Termogram natrium alginat dengan alat Differential - Berikut adalah informasi Contoh Skripsi Lengkap yang penting dan sangat berguna bagi Anda yang sedang harus menyelesaikan skripsi. Informasi contoh skripsi seperti diantaranya adalah Skripsi Farmasi Termogram natrium alginat dengan alat Differential.

Memang benar, banyak dari kita yang tertarik dengan pembahasan skripsi seputar "Skripsi Farmasi Termogram natrium alginat dengan alat Differential". Semoga contoh skripsi di bawah ini yang berkaitan dengan Skripsi Farmasi Termogram natrium alginat dengan alat Differential bisa memberi manfaat bagi kelancaran studi Anda.

Skripsi Farmasi KARAKTERISASI DAN PROFIL DISOLUSI ATENOLOL DARI MATRIKS KOMPLEKS POLIION KITOSAN–NATRIUM ALGINAT

Dapatkan koleksi 5.500 skripsi super lengkap dan berkualitas mulai dari cover, halaman pendahuluan, BAB I s.d BAB VI, penutup, lampiran, sampai daftar pustaka untuk semua jurusan. Silahkan lihat atau klik di sini.

Skripsi Farmasi KARAKTERISASI DAN PROFIL DISOLUSI ATENOLOL DARI MATRIKS KOMPLEKS POLIION KITOSAN–NATRIUM ALGINAT. Berikut ini adalah uraian lengkap tentang tujuan penelitian, dan metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini.

TUJUAN

  1. Mempelajari pembentukan kompleks poliion antara kitosan dan natrium alginat.
  2. Mempelajari profil disolusi obat dari matriks kompleks poliion kitosan–natrium alginat

METODE PENELITIAN

BAHAN
Kitosan dengan derajat deasetilasi 97,5 % (Vital House, Indonesia), natrium alginat (Duchefa Biochemie, Belanda), atenolol (Quantum, Taiwan), aquadest, asam asetat glasial (Merck, Jerman), natrium asetat (Merck, Jerman), kalium dihidrogen fosfat (Merck, Jerman) dan natrium hidroksida (Merck, Jerman), asam klorida (Merck, Jerman), dan kalium bromida untuk FTIR (Merck, Jerman).

ALAT
Timbangan digital analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), pengaduk ultrasonik S60H (Elmasonik, Jerman), fourrier transform infrared 8400s (Shimadzu, Jepang), scanning electrone microscope 420i (LEO, Inggris), differential scanning calorimetry 6 (Perkin Elmer, Jerman), pHmeter pH510 (Eutech, Singapura), Sentrifuge 5100 (Kubota, Jepang), spektrofotometer UV-Vis 1601 (Shimadzu, Jepang), alat uji disolusi (Erweka, Jerman), dan alat pencetak tablet.

CARA KERJA

1. Pembuatan larutan

  • Dapar asetat pH 4 dan 4,5. Sebanyak 1,5 gram natrium asetat ditimbang lalu ditambahkan 20 ml asam asetat 2 N. Kemudian ditambahkan air bebas karbondioksida hingga volumenya 1000 ml. Larutan dapar asetat pH 4,5 dibuat dengan prosedur yang sama dengan menggunakan 3 gram natrium asetat dan 14 ml asam asetat 2 N (27).
  • Asam klorida 0,1 N Larutan asam klorida 0,1 N dibuat dengan cara 8,5 ml asam klorida P diencerkan dalam 1000 ml aquadest (29).
  • Dapar fosfat pH 7,2.Larutan dapar fosfat pH 7,2 dibuat dengan cara 50 ml larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2 M dicampur dengan 35 ml larutan natrium hidroksida 0,2M. Kemudian volumenya dicukupkan hingga 200 ml dengan aquadest bebas karbondioksida. pH larutan diperiksa dengan pHmeter (27).

2. Pembentukan Kompleks Poliion Kitosan–Natrium Alginat.

Sebanyak 250 mg kitosan dilarutkan dalam 250 ml larutan dapar asetat pH 4. Selanjutnya larutan natrium alginat dibuat dengan cara yang sama. Kedua larutan kemudian dicampur dengan rasio 1:1, 3:7, 7:3, 1:9, dan 9:1.

Selanjutnya larutan hasil pencampuran diinkubasi selama 24 jam. Kompleks yang terbentuk diendapkan dengan sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 25 menit. Selanjutnya endapan disaring dan lalu dicuci dengan aquadest.

Endapan lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 40oC selama 6 jam. Setelah kering kompleks poliion digiling sampai halus dan diayak dengan ayakan 100 mesh, hingga diperoleh serbuk kompleks poliion kitosan-natrium alginat.

Serbuk kering yang terbentuk lalu ditimbang. Prosedur yang sama juga dilakukan pada larutan dapar asetat pH 4,5 dengan konsentrasi larutan kitosan dan natrium alginat masing-masing 0,1% b/v. Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh hasil serbuk kompleks poliion terbanyak.

Setelah diketahui kondisi optimum yang menghasilkan serbuk kompleks poliion terbanyak, baik b rdasarkan pH larutan maupun berdasarkan perbandingan campuran kedua larutan, kondisi optimum terpilih ini digunakan untuk memproduksi kompleks poliion selanjutnya.

3. Analisis gugus fungsi
Analisis gugus fungsi KPI dilakukan dengan spektrofotometer infra merah (FTIR). Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah terbentuk suatu kompleks poliion seperti yang diharapkan. Hal yang sama dilakukan pada kitosan dan natrium alginat, sehingga dapat diamati perbedaannya. Sebelumnya serbuk kompleks poliion dibuat menjadi pelet dengan kalium bromida (KBr) yang telah dikeringkan selama 24 jam pada suhu 105oC. Selanjutnya pengukuran dilakukan pada bilangan gelombang 400-4000 cm-1.

4. Analisis bentuk dan permukaan partikel
Bentuk dan permukaan partikel diperiksa dengan alat Scanning Electron Microscope (SEM). Serbuk ditempelkan pada holder dengan memakai lem khusus kemudian dimasukkan ke dalam vakum evaporator untuk dilapisi dengan logam emas (Au). Pada tingkat kevakuman tertentu emas akan menguap dan melapisi partikel serbuk pada holder. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam alat SEM lalu diamati. Prosedur yang sama juga dilakukan terhadap kitosan dan natrium alginat.

5. Analisis termodinamika
Analisis ini bertujuan untuk identifikasi dan mengetahui kemurnian suatu zat. Melalui analisis termodinamika dapat diketahui kecenderungan kompleks poliion terhadap energi panas. Analisis ini dilakukan dengan mengukur suhu puncak yang terjadi saat energi atau panas yang diserap atau dibebaskan oleh bahan pada saat bahan tersebut dipanaskan, didinginkan atau ditahan pada tekanan tetap.

Pada saat yang bersamaan alat dapat menghitung jumlah energi yang diserap atau dibebaskan tersebut. Caranya adalah dengan memanaskan sampel dan pembanding inert pada laju yang terprogram. Analisis dilakukan terhadap serbuk kompleks poliion, serbuk kitosan, dan serbuk natrium alginat dengan differential scanning calorimeter.

6. Uji daya mengembang
Serbuk kompleks poliion, kitosan, dan natrium alginat masing-masing dicetak dengan mesin cetak tablet secara manual dengan bobot 100 mg masing-masing sebanyak sepuluh buah. Proses uji daya mengembang ini menggunakan alat bantu berupa keranjang disolusi.

Selanjutnya bahanbahan yang telah dicetak ini ditimbang satu-persatu (W) lalu dimasukkan ke dalam keranjang disolusi dan ditimbang kembali (W1), lalu dicelupkan ke dalam gelas piala 25 ml yang berisi 20 ml medium larutan asam klorida 0,1 N dalam penangas air suhu 37oC. Setelah 15 menit, keranjang disolusi dikeluarkan dari medium, dikeringkan secara hati-hati, lalu ditimbang, diperoleh bobot setelah 15 menit (W2).

Demikian tadi adalah uraian lengkap tentang tujuan penelitian, dan metode penelitian yang digunakan dalam Skripsi Farmasi KARAKTERISASI DAN PROFIL DISOLUSI ATENOLOL DARI MATRIKS KOMPLEKS POLIION KITOSAN–NATRIUM ALGINAT ini. Semoga bermanfaat.

Sekali lagi Anda bisa memiliki koleksi 5.500 skripsi super lengkap dan berkualitas mulai dari cover, halaman pendahuluan, BAB I s.d BAB VI, penutup, lampiran, sampai daftar pustaka untuk semua jurusan. Dan berkenaan dengan judul artikel "Skripsi Farmasi Termogram natrium alginat dengan alat Differential" ini, saya ingin menunjukkan bawa dengan koleksi ribuan skripsi tersebut Anda pasti bisa menyelesaikan skripsi dengan sangat cepat dan mudah. Silahkan lihat atau klik di sini.

Demikianlah informasi contoh skripsi yang mengupas Skripsi Farmasi Termogram natrium alginat dengan alat Differential. Semoga informasi contoh skripsi yang membahas "Skripsi Farmasi Termogram natrium alginat dengan alat Differential" di atas bermanfaat bagi kita semua.

Tagged with: