Skripsi Farmasi NANOPARTIKEL PERAK TERMODIFIKASI L-SISTEIN SEBAGAI INDIKATOR WARNA UNTUK LOGAM PENCEMAR PADA SAMPEL IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)
Download Kumpulan Skripsi Lengkap:
Skripsi Farmasi NANOPARTIKEL PERAK TERMODIFIKASI L-SISTEIN SEBAGAI INDIKATOR WARNA UNTUK LOGAM PENCEMAR PADA SAMPEL IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) . Dibawah ini adalah tujuan penelitian, alat, bahan, dan cara kerja dari penelitian ini. Penting untuk diketahui para mahasiswa yang akan menyusun skripsi dengan mengambil topik ini.
Tujuan Penelitian
- Mengetahui pengaruh L-sistein terhadap selektivitas, sensitivitas, dan stabilitas nanopartikel perak sebagai indikator warna;
- Meningkatkan sensitivitas nanopartikel perak termodifikasi L-sistein sebagai indikator warna;
- Mengidentifikasi kemampuan nanopartikel perak termodifikasi L-sistein sebagai indikator logam pencemar pada ikan tongkol (Euthynnus affinis).
Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian di antaranya Oven (LAB LINE), timbangan analitik (Shimadzu LIBROR AEL-200), Spektrofotometer Uv- Vis (Thermo), pemanas listrik/hot plate dan pengaduk magnetik (IKAMAG RCT), mikropipet 500-5000 μl (BOECO), Erlenmeyer, gelas Beaker, labu ukur, corong gelas, batang pengaduk, kuvet disposable 280-700 nm (Kartel), botol vial, spatel logam, pipet tetes, botol semprot, pisau stainless steel, pinset, masker dan kamera digital (Olympus).
Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini di antaranya daun bisbul diperoleh dari kebun FMIPA UI, ikan tongkol diperoleh dari Muara Angke, AgNO3 (Duchefa Biochemie), akuades (Bratachem), akuabides (Ikapharmindo Putramas), etanol 95% (Merck), NaOH (Merck), Na2EDTA (Merck), L-sistein (Merck), NaCl (Merck), larutan Cu(NO3)2 pekat (Merck), larutan HNO3 65% (Merck), serbuk Pb(NO3)2 (Merck), HgCl2 (Merck), CuCl2.2H2O (Merck), MnSO4.H2O (Merck), ZnCl2 (Merck) dan serbuk 3CdSO4.8H2O (Wako Pure Chemical Industries). Selain itu, bahan lain yang digunakan adalah pH specialized indicator kisaran pH 1-14 (Merck), alumunium foil, kertas perkamen, kertas aluminium, kertas saring Whatman No.1 dan 41, dan kertas tisu.
Pembuatan Larutan AgNO3 1 mM
Larutan AgNO3 1 mM dibuat dengan menimbang 0,085 gram serbuk AgNO3, kemudian dilarutkan ke dalam akuabides 500 mL dan diaduk homogen. Larutan perak nitrat dapat digunakan langsung atau disimpan pada suhu 6-8oC ketika tidak digunakan.
Pembuatan Larutan Induk Analit Logam 1000 ppm dan 500 ppm
Larutan Induk Merkuri (Hg)
Larutan induk merkuri dibuat dengan menimbang HgCl2 sebanyak 0,1359 gram (1000 ppm) dan 0,0684 gram (500 ppm). Kemudian masing-masing serbuk dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml, dilarutkan dengan 50 ml akuabides dan masing-masing dicukupkan volumenya hingga batas dengan akuabides. Dengan demikian didapatkan larutan induk merkuri berturut-turut 1004,1 ppm dan 505,4 ppm.
Larutan Induk Timbal (Pb)
Larutan induk timbal dibuat dengan menimbang Pb(NO3)2 sebanyak 0,1603 gram (1000 ppm) dan 0,0806 gram (500 ppm). Kemudian masing-masing serbuk dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml, dilarutkan dengan 50 ml akuabides dan masing-masing dicukupkan volumenya hingga batas dengan akuabides. Dengan demikian didapatkan larutan induk timbal berturut-turut 999,8 ppm dan 502,7 ppm.
Larutan Induk Kadmium (Cd)
Larutan induk kadmium dibuat dengan menimbang 3CdSO4.8H2O sebanyak 0,2296 gram (1000 ppm) dan 0,1148 gram (500 ppm). Kemudian masing-masing serbuk dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml, dilarutkan dengan 50 ml akuabides dan masing-masing dicukupkan volumenya hingga batas dengan akuabides. Dengan demikian didapatkan larutan induk kadmium berturutturut 1006,1 ppm dan 503,1 ppm.
Larutan Induk Tembaga (Cu)
Larutan induk tembaga dibuat dengan menimbang CuCl2.2H2O sebanyak 0,2705 gram (1000 ppm) dan 0,1354 gram (500 ppm). Kemudian masing-masing serbuk dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml, dilarutkan dengan 50 ml akuabides dan masing-masing dicukupkan volumenya hingga batas dengan akuabides. Dengan demikian didapatkan larutan induk tembaga berturut-turut 1008,3 ppm dan 504,7 ppm.
Larutan Induk Mangan (Mn)
Larutan induk mangan dibuat dengan menimbang MnSO4.H2O sebanyak 0,3107 gram (1000 ppm) dan 0,1552 gram (500 ppm). Kemudian masing-masing serbuk dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml, dilarutkan dengan 50 mlakuabides dan masing-masing dicukupkan volumenya hingga batas dengan akuabides. Dengan demikian didapatkan larutan induk mangan berturut-turut 1006,9 ppm dan 502,9 ppm.
Larutan Induk Seng (Zn)
Larutan induk seng dibuat dengan menimbang ZnCl2 sebanyak 0,2100 gram (1000 ppm) dan 0,1056 gram (500 ppm). Kemudian masing-masing serbuk dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml, dilarutkan dengan 50 ml akuabides dan masing-masing dicukupkan volumenya hingga batas dengan akuabides. Dengan demikian didapatkan larutan induk seng berturut-turut 1007,5 ppm dan 506,6 ppm.
Selanjutnya dilakukan pengenceran terhadap masing-masing larutan induk analit logam 1000 ppm membentuk konsentrasi 0,1; 1; 10; dan 100 ppm. Larutan induk tembaga 1000 ppm diencerkan juga membentuk konsentrasi 20 dan 30 ppm. Larutan analit disimpan pada suhu 6-8oC ketika tidak digunakan.
Pembuatan Air Rebusan Daun Bisbul
Tanaman yang digunakan dalam proses pembuatan nanopartikel perak, yaitu D.blancoi (Bisbul). Tanaman diperoleh di lingkungan kampus FMIPA UI, Depok, Jawa Barat. Bagian tanaman yang digunakan ialah daun dalam kondisi segar. Daun dipetik lalu dicuci hingga bersih dengan akuades dan dikeringkan pada suhu 40±2oC.
Kemudian daun tersebut dihaluskan, diayak dengan ayakan 40 mesh dan disimpan dalam wadah kedap udara. Air rebusan daun bisbul dibuat dengan menimbang serbuk daun sebanyak 1 gram lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi 50 ml akuabides. Selanjutnya campuran tersebut dididihkan pada suhu 100oC selama 15 menit dan didinginkan hingga suhu 30oC.
Filtrat air rebusan daun bisbul diperoleh dengan menyaring air rebusan dengan menggunakan kertas Whatman No.1. Air rebusan tersebut dapat digunakan langsung atau disimpan pada suhu 6-8oC ketika tidak digunakan. Air rebusan dapat disimpan selama 1 pekan (Handayani, 2011).
Cara Kerja
Pembuatan Nanopartikel Perak secara Green Synthesis
Pembuatan nanopartikel perak dilakukan dengan mencampurkan filtrat air rebusan daun bisbul dan AgNO3 1 mM dengan rasio 1:10 (v:v) dalam gelas Beaker. Campuran air rebusan daun bisbul dan AgNO3 diaduk selama 2 jam dan disimpan selama 24 jam sebelum dimodifikasi (Handayani, 2011).
Karakterisasi Nanopartikel Perak
Karakterisasi dengan Spektrofotometer UV-Vis Larutan indikator dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dengan λ 280-700 nm dan dilakukan pengecekan pH. Waktu-waktu karakterisasi ialah saat 5 menit, 1 jam (saat pengadukan), 4 jam (setelah pengadukan), dan 24 jam (Handayani, 2011). a. Karakterisasi dengan Particle Size Analizer (PSA) Larutan nanopartikel perak dikarakterisasi juga dengan menggunakan PSA (Particle Size Analyzer) untuk memperoleh ukuran partikel.
Analisis Kolorimetri Larutan Analit dengan Nanopartikel Perak
Setiap larutan analit yang mengandung ion Hg2+, Cd2+, Pb2+, Cu2+, Mn2+, dan Zn2+ sebanyak 1 mL dengan konsentrasi 0,1; 1; 10; 100; 500; 1000 ppm ditambahkan dengan 2 ml larutan indikator. Perubahan warna larutan yang terjadi diamati secara visual. Selanjutnya larutan hasil pengujian dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dikisaran λ 280 – 700 nm (Handayani, 2011).
Modifikasi Nanopartikel Perak dengan L-Sistein 1 mM
Modifikasi nanopartikel perak dilakukan dengan menggunakan ligan Lsistein 1 mM. Terdapat dua jenis variasi, yaitu variasi perbandingan volume nanopartikel perak dan L-sistein, serta variasi lama waktu pengadukan L-sistein dalam nanopartikel perak. Larutan indikator dengan kondisi paling optimum dari kedua jenis variasi tersebut selanjutnya diberikan penambahan garam NaCl 1M.
Proses modifikasi dilakukan dalam wadah gelas Beaker, dengan cara sebagai berikut:
a. Modifikasi I
Larutan nanopartikel perak ditambahkan dengan L-sistein 1 mM dengan rasio 10:2 (v:v). Larutan diaduk selama 2 jam dan disimpan selama 24 jam dalam botol kaca sebelum digunakan (Handayani, 2011).
b. Modifikasi II
Larutan nanopartikel perak ditambahkan dengan L-sistein 1 mM dengan rasio 10:3 (v:v). Larutan diaduk selama 2 jam dan disimpan selama 24 jam dalam botol kaca sebelum digunakan.
c. Modifikasi III
Larutan nanopartikel perak ditambahkan dengan L-sistein 1 mM dengan rasio 10:3 (v:v). Larutan diaduk selama 24 jam. Selanjutnya larutan indikator dapat langsung digunakan.
d. Modifikasi IV
Larutan nanopartikel perak ditambahkan dengan L-sistein 1 mM dengan rasio 10:3 (v:v). Larutan diaduk selama 2 jam. Setelah larutan disimpan selama 24 jam, selanjutnya larutan dicampurkan dengan NaCl 1 M dengan pengadukan 15 menit. Larutan indikator dapat langsung digunakan.
Karakterisasi Nanopartikel Perak Termodifikasi L-Sistein
Larutan nanopartikel perak termodifikasi L-sistein dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dengan λ 280-700 nm dan dilakukan pengecekan pH. Waktu-waktu karakterisasi ialah saat 5 menit, 1 jam (saat pengadukan), 4 jam (setelah pengadukan), dan 24 jam (Handayani, 2011).
Analisis Kolorimetri Logam dengan Nanopartikel Perak Termodifikasi LSistein
Setiap larutan analit yang mengandung ion Hg2+, Cd2+, Pb2+, Cu2+, Mn2+, dan Zn2+ sebanyak 1 mL dengan konsentrasi 0,1; 1; 10; 100; 500; 1000 ppm ditambahkan dengan 2 ml larutan nanopartikel perak termodifikasi L-sistein. Perubahan warna larutan yang terjadi diamati secara visual. Selanjutnya larutan hasil pengujian dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dikisaran λ 280 – 700 nm (Handayani, 2011).
Demikian tadi adalah tujuan penelitian, alat, bahan, dan cara kerja dari Skripsi Farmasi NANOPARTIKEL PERAK TERMODIFIKASI L-SISTEIN SEBAGAI INDIKATOR WARNA UNTUK LOGAM PENCEMAR PADA SAMPEL IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) ini. Semoga bermanfaat bagi para mahasiswa yang akan menyusun skripsi.
Dapatkan koleksi 5.500 skripsi super lengkap dan berkualitas mulai dari cover, halaman pendahuluan, BAB I s.d BAB VI, penutup, lampiran, sampai daftar pustaka untuk semua jurusan. Silahkan lihat atau klik di sini.