Skripsi Psikologi Penyesuaian Perceraian pada Wanita Suku Minang dan Suku Karo yang tidak Bekerja
Download Kumpulan Skripsi Lengkap:
Download Kumpulan Proposal dan Skripsi Psikologi Lengkap – Penyesuaian Perceraian pada Wanita Suku Minang dan Suku Karo yang tidak Bekerja. Dari waktu ke waktu, kasus perceraian tampaknya terus meningkat. Maraknya tayangan infotainment di televisi yang menyiarkan parade artis dan public figure yang mengakhiri perkawinan mereka melalui meja pengadilan, seakan mengesahkan bahwa perceraian merupakan trend. Kesakralan dan makna perkawinan tidak lagi berarti.
Pasangan yang akan bercerai sibuk mencari pembenaran akan keputusan mereka untuk berpisah. Mereka tidak lagi mempertimbangkan bahwa ada yang akan sangat menderita akan keputusan tersebut, yaitu anak-anak (http:// kompas.com/kesehatan). Menurut Hurlock (1993) ada berbagai kondisi yang mempengaruhi stabilitas perkawinan yang dapat dan sering mengakibatkan perceraian.
Tidak ada satu kondisi pun yang lebih penting yang artinya masing-masing alasan mempunyai akibat dan kedudukan yang sama untuk memungkinkan terjadinya pisah ranjang, salah satu anggota keluarga meninggalkan keluarga, atau akibat yang paling parah yaitu perceraian. Bagi mereka yang menikah karena wanita sudah hamil jauh lebih memungkinkan untuk terjadinya perceraian.
Bagi orang-orang tertentu yang tidak pandai dalam menyesuaikan diri nampaknya lebih mudah terjadi perceraian. Banyak juga orang dewasa yang tidak pandai dalam menyesuaikan diri menganggap bahwa pernikahan merupakan jalan untuk memecahkan masalah emosionalnya. Tetapi hal seperti itu sangat jarang terjadi karena proses penyesuaian diri mereka terhadap tangung jawab baru dalam keluarga semakin buruk, dan di samping itu mereka juga menimbulkan suasana rumah menjadi tidak sehat sehingga perceraian merupakan satu-satunya jalan untuk mengatasi masalah tersebut.
Perceraian tak hanya meninggalkan masalah perwalian anak dan pembagian harta benda, namun juga mengakibatkan korban perasaan dan kelelahan fisik bagi seluruh anggota keluarga. Tak ada satupun yang diuntungkan dengan perceraian. Perceraian menimbulkan efek dan akibat yang harus ditanggung seumur hidup (http://cybermedic.co.id/kompas/perceraian). Bursik (1991) mengatakan mereka yang melakukan perceraian, merupakan suatu hal yang kompleks dan melibatkan emosi.
Glaser dkk (1998) mengatakan bahwa mereka yang bercerai memiliki tingkat kemungkinan yang lebih tinggi mengalami gangguan psikiatris, masuk rumah sakit jiwa, depresi klinis, alkoholisme, dan masalah psikosomatis seperti gangguan tidur daripada orang dewasa yang menikah (dalam Santrock, 1995). Menurut American Psychiatric Association (1995), Sleep Disorder atau gangguan tidur terbagi atas empat bentuk utama yang terdiri dari empat bagian yaitu yang pertama Primary Sleep Disorder, yang terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu Dyssomnias dan Parasomnias, yang kedua Sleep Diorder Related to Another Mental.
Dapatkan koleksi 5.500 skripsi super lengkap dan berkualitas mulai dari cover, halaman pendahuluan, BAB I s.d BAB VI, penutup, lampiran, sampai daftar pustaka untuk semua jurusan. Silahkan lihat atau klik di sini.