Skripsi Farmasi Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Golongan Sendi Lainnya - Berikut adalah informasi Contoh Skripsi Lengkap yang penting dan sangat berguna bagi Anda yang sedang harus menyelesaikan skripsi. Informasi contoh skripsi seperti diantaranya adalah Skripsi Farmasi Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Golongan Sendi Lainnya.

Memang benar, banyak dari kita yang tertarik dengan pembahasan skripsi seputar "Skripsi Farmasi Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Golongan Sendi Lainnya". Semoga contoh skripsi di bawah ini yang berkaitan dengan Skripsi Farmasi Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Golongan Sendi Lainnya bisa memberi manfaat bagi kelancaran studi Anda.

Skripsi Farmasi EFEK EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP PENINGKATAN KEPADATAN TULANG TIKUS PUTIH BETINA RA (Rheumatoid Arthritis) YANG DIINDUKSI OLEH COMPLETE FREUND’S ADJUVANT

Dapatkan koleksi 5.500 skripsi super lengkap dan berkualitas mulai dari cover, halaman pendahuluan, BAB I s.d BAB VI, penutup, lampiran, sampai daftar pustaka untuk semua jurusan. Silahkan lihat atau klik di sini.

Skripsi Farmasi EFEK EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP PENINGKATAN KEPADATAN TULANG TIKUS PUTIH BETINA RA (Rheumatoid Arthritis) YANG DIINDUKSI OLEH COMPLETE FREUND’S ADJUVANT . Dibawah ini adalah penjelasan lengkap tentang gambaran dari skripsi ini. Panduan yang baik bagi para mahasiswa yang tertarik dengan topik ini.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol 70% rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) terhadap peningkatan kepadatan tulang tikus putih betina RA (Rheumatoid Arthritis) yang diinduksi oleh complete freund’s adjuvant (CFA).

Hipotesis
Ekstrak etanol 70% rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) meningkatkan kepadatan tulang yang berkorelasi dengan efek antiinflamasinya pada tikus putih betina RA (Rheumatoid Arthritis).

Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pletismometer, jarum suntik 27 G1/2 (Terumo), spuit 1; 5 ml (Terumo), kandang hewan , timbangan hewan, timbangan analitik (Mettler Toledo), alat-alat gelas, shaker, rotary evaporator (Buchi), alkoholmeter, oven (Hotpack), kertas saring Whatman, krus silikat (Jangkar), lemari pendingin, tanur (Thermolyne), dan spektrofotometer serapan atom (Shimadzu AA 6300).

Bahan
Bahan Uji
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO) (gambar 3.1).

Bahan Kimia
Pelarut dan bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah : complete freund’s adjuvant (CFA) yang mengandung Mycobacterium tuberculosis (Sigma-Aldrich, USA); natrium klorida 0,9% ; Natrium Diklofenak (Kimia Farma); etanol 70 dan 96%; Karboksimetilselulosa (CMC); asam nitrat pekat 65% (Merck); asam klorida encer P dan asam klorida pekat P (Merck); eter; aquabidest dan aquadest.

Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih betina (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley yang berusia 3 bulan dengan berat badan 180 – 250 gram dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Cara Kerja
Pengumpulan, Penyiapan, dan Pembuatan Serbuk Simplisia

Rimpang jahe merah yang telah dikumpulkan, dipilih yang kondisinya baik, dengan usia kira-kira menjelang panen, lebih kurang 10 bulan. Rimpang lalu dibersihkan menggunakan air mengalir sampai bersih lalu ditiriskan.

Rimpang yang diperoleh sebanyak 1680 gram, lalu diiris tipis-tipis, setelah itu dianginanginkan di dalam ruangan terbuka, kemudian dikeringkan di dalam lemari pengering pada suhu 40-500C hingga kering. Rimpang yang telah kering diserbukkan menggunakan blender dan diayak menggunakan ayakan mesh 25, kemudian ditimbang.

Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Rimpang Jahe Merah
Metode yang digunakan untuk membuat ekstrak etanol jahe merah adalah maserasi. Serbuk kering jahe merah yang diperoleh sebanyak 240 g, dimasukkan ke dalam botol coklat, lalu ditambahkan 1 L etanol 70% (Penna, Medeiros, Aimbire, Faria, Sertie, & Lopes, 2003), dikocok selama 6 jam dengan menggunakan shaker, kemudian didiamkan sampai 24 jam (Monografi ekstrak, 2004). Ampasnya dipisahkan dengan cara disaring dengan kertas saring.

Proses diulangi beberapa kali sampai filtrat menjadi tidak berwarna. Semua filtrat yang diperoleh dicampur dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator bertekanan rendah pada suhu 50ºC dengan kecepatan putar 30 rpm. Selanjutnya, filtrat pekat diuapkan diatas penangas air pada suhu 50ºC hingga menjadi ekstrak kental.

Penetapan Rendemen, Susut Pengeringan, Kadar Abu Total, dan Kadar Abu yang tidak Larut dalam Asam

a. Penetapan Rendemen
Masing-masing ekstrak kental yang diperoleh ditimbang dan dibandingkan bobotnya dengan serbuk simplisisa awal yang digunakan. Perbandingan tersebut dinyatakan dalam % (persen) (Depkes RI, 2000).

b. Penetapan Susut Pengeringan
Ekstrak ditimbang secara seksama sebanyak 1 gram sampai 2 gram dan dimasukkan ke dalam botol timbang dangkal bertutup yang telah dipanaskan pada suhu 105ºC hingga selama 30 menit dan telah ditara.

Ekstrak diratakan dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 mm sampai 10 mm. Kemudian dimasukkan ke dalam oven, tutup dibuka dan dikeringkan pada suhu 105ºC hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, botol dibiarkan dalam keadaan tertutup mendingin dalam desikator hingga suhu kamar (Depkes RI, 1995).

c. Penetapan Kadar Abu Total
Lebih kurang 2 gram sampai 3 gram ekstrak dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara, lalu diratakan. Kemudian dipijar perlahanlahan hingga arang habis, didinginkan dan ditimbang. Jika arang tidak dapat dihilangkan, ditambah air panas, dan disaring dengan kertas saring bebas abu.

Sisa abu dan kertas saring dipijarkan dalam krus yang sama. Filtrat dimasukkan ke dalam krus, diuapkan dan dipijarkan hingga bobot tetap dan ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (Depkes RI, 1995).

d. Penetapan Kadar Abu Total yang tidak Larut dalam Asam
Abu yang telah diperoleh pada penetapan kadar abu total, didihkan dengan 25 mL asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, dan disaring melalui kertas saring bebas abu, dan dipijar hingga bobot tetap, kemudian ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (Depkes RI, 1995).

Penentuan Dosis Bahan UjiDosis

Ekstrak jahe merah yang dipakai pada penelitian ini sebagai antiinflamasi berdasarkan penelitian sebelumnya adalah 14 mg/200 g bb; 28 mg/200 g bb dan 56 mg/200 g bb tikus secara oral (Retno, 2011). Dosis natrium diklofenak untuk uji antiartritis adalah 5 mg/kg bb tikus setiap hari secara oral.

Itulah tadi penjelasan lengkap tentang gambaran dari skripsi ini. Panduan yang baik bagi para mahasiswa yang tertarik dengan Skripsi Farmasi EFEK EKSTRAK ETANOL 70% RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum) TERHADAP PENINGKATAN KEPADATAN TULANG TIKUS PUTIH BETINA RA (Rheumatoid Arthritis) YANG DIINDUKSI OLEH COMPLETE FREUND’S ADJUVANT ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi.

Sekali lagi Anda bisa memiliki koleksi 5.500 skripsi super lengkap dan berkualitas mulai dari cover, halaman pendahuluan, BAB I s.d BAB VI, penutup, lampiran, sampai daftar pustaka untuk semua jurusan. Dan berkenaan dengan judul artikel "Skripsi Farmasi Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Golongan Sendi Lainnya" ini, saya ingin menunjukkan bawa dengan koleksi ribuan skripsi tersebut Anda pasti bisa menyelesaikan skripsi dengan sangat cepat dan mudah. Silahkan lihat atau klik di sini.

Demikianlah informasi contoh skripsi yang mengupas Skripsi Farmasi Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Golongan Sendi Lainnya. Semoga informasi contoh skripsi yang membahas "Skripsi Farmasi Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Golongan Sendi Lainnya" di atas bermanfaat bagi kita semua.

Tagged with: